Selasa, 26 Juli 2011

DAPUR KERIS MENURUT PAKEM JAWA


     Berikut adalah macam - macam Dapur Keris menurut pakem Jawa yang telah ada.Dapat digolongkan menjadi beberapa bagian ;

Keris Lurus :
  1. Betok
  2. Brojol
  3. Tilam Upih
  4. Jalak
  5. Panji Anom
  6. Jaka Supa
  7. Semar Betak
  8. Regol
  9. Karna Tinanding
  10. Kebo Teki
  11. Kebo Lajer atau Mahesa Lajer
  12. Jalak Ruwuh
  13. Sempane Bener
  14. Jamang Murub
  15. Tumenggung
  16. Pantrem
  17. Sinom Worawari
  18. Condong Campur
  19. Kalamisani
  20. Pasopati
  21. Jalak Dinding
  22. Jalak Sumelang Gandring
  23. Jalak Ngucup Madu
  24. Jalak Sangu Tumpeng
  25. Jalak Ngore
  26. Mundarang
  27. Yuyu Rumpung
  28. Mesem
  29. Semar Tinandu
  30. Ron Teki
  31. Dungkul
  32. Kelap Lintah
  33. Sujen Ampel
  34. Lar Ngatap
  35. Mayat Miring
  36. Kanda Basuki
  37. Putut Kembar
  38. Mangkurat
  39. Sinom
  40. Kala Munyeng
  41. Pinarak
  42. Tilam Sari
  43. Jalak Tilam Sari
  44. Wora Wari
  45. Marak
  46. Damar Murub
  47. Jaka Lola
  48. Sepang
  49. Cundrik
  50. Cengkrong
  51. Naga Tapa
  52. Jalak Ngoceh
  53. Kala Nadah
  54. Balebang
  55. Pundhak Sategal
  56. Kala Dite
  57. Pandan Sarawa
  58. Jalak Barong atau Jalak Makara
  59. Bango Dolok Leres
  60. Singa Barong Leres
  61. Kikik
  62. Mahesa Kantong
  63. Maraseba
Dapur Keris Luk 3 :
  1. Jangkung Pacar
  2. Jangkung Mangkurat
  3. Mahesa Nempuh
  4. Mahesa Soka
  5. Jangkung Segara Winotan (Mangku Negoro)
  6. Jangkung
  7. Campur Bawur
  8. Tebu Sauyun
  9. Bango Dolok
  10. Lar Monga
  11. Pudhak Sategal Luk 3
  12. Singa Barong Luk 3
  13. Kikik Luk 3
  14. Mayat
  15. Wuwung
  16. Mahesa Nabrang
  17. Anggrek Sumelang Gandring
Dapur Keris Luk 5 :
  1. Pandawa
  2. Pandawa Cinarita
  3. Pulang Geni
  4. Anoman
  5. Kebo Dengen
  6. Pandawa Lare
  7. Pudhak Sategal Luk 5
  8. Urap – Urap
  9. Naga Salira
  10. Naga Siluman
  11. Bakung
  12. Rara Siduwa
  13. Kikik Luk 5
  14. Kebo Dengen
  15. Kala Nadah Luk 5
  16. Singa Barong Luk 5
  17. Pandawa Ulap
  18. Sinarasah
  19. Pandawa Pudak Sategal
Dapur Keris Luk 7 :
  1. Carubuk
  2. Sempana Bungkem
  3. Balebang Luk 7
  4. Murna Malela
  5. Naga Keras
  6. Sempana Panjul
  7. Jaran Guyang
  8. Singa Barong Luk 7
  9. Megantara
  10. Carita Kasapta
  11. Naga Kikik Luk 7
Dapur Keris Luk 9 :
  1. Sempana
  2. Kidang Soka
  3. Carang Soka
  4. Kidang Mas
  5. Panji Sekar
  6. Jurudeh
  7. Paniwen
  8. Panimbal
  9. Sempana Kalentang
  10. Jaruman
  11. Sabuk Tampar
  12. Singa Barong Luk 9
  13. Buto Ijo
  14. Carita Kanawa Luk 9
  15. Kidang Milar
  16. Klika Benda
Dapur Keris Luk 11 :
  1. Carita
  2. Carita Daleman
  3. Carita Keprabon
  4. Carita Bungkem
  5. Carita Gandu
  6. Carita Prasaja
  7. Carita Genengan
  8. Sabuk Tali
  9. Jaka Wuru
  10. Balebang Luk 11
  11. Sempana Luk 11
  12. Santan
  13. Singa Barong Luk 11
  14. Naga Siluman Luk 11
  15. Sabuk Inten
  16. Jaka Rumeksa
Dapur Keris Luk 13 :
  1. Sengkelat
  2. Parung Sari
  3. Caluring
  4. Johan Mangan Kala
  5. Kantar
  6. Sepokal
  7. Lo Gandu
  8. Nagasasra
  9. Singa Barong Luk 13
  10. Carita Luk 13
  11. Naga Siluman Luk 13
  12. Mangkunegoro
  13. Bima Kurdo Luk 13
  14. Kalawelang Luk 13
Dapur Keris Luk 15 :
  1. Carang Buntala
  2. Sedet
  3. Raga Wilah
  4. Raga Pasung
  5. Mahesa Nabrang
  6. Carita Buntala Luk 15
Dapur Keris Luk 17 :
  1. Carita Kalentang
  2. Sepokal Luk 17
  3. Kancingan
  4. Ngamper Buta
Dapur Keris Luk 19 :
  1. Trimurda
  2. Karacan
  3. Bima Kurda Luk 19
Dapur Keris Luk 21 :
  1. Kala Tinanding
  2. Trisirah
  3. Drajid
Dapur Keris Luk 25
  1. Bima Kurda Luk 25
Dapur Keris Luk 27
  1. Taga Wirun
Dapur Keris Luk 29
  1. Kala Wendu Luk 29
Penamaan Dapur Keris Di Bali :
Dapur Keris Lurus :
  1. Ranggasemi
  2. Jaka Wijaya
  3. Rangga Perwangsa
  4. Demang Drawalika
  5. Parung Carita
  6. Parung Sari
Dapur Keris Luk 3 : Jangkung Maelo
Dapur Keris Luk 5    : Tangan
Dapur Keris Luk 7    : Palang Soka
Dapur Keris Luk 9    : Rang Suting
Dapur Keris Luk 11   : Lawat Nyuk
Dapur Keris Luk 13 : Lawat Buah
Dapur Keris Luk 15 : Jeruji
Macam – Macam Dapur Tombak Menurut Pakem Jawa :
Dapur Tombak Lurus :
  1. Baru
  2. Baru Teropong
  3. Baru Kuping atau Sipat Kelor
  4. Buta Meler
  5. Pandu
  6. Panggang Lele
Dapur Tombak Luk 5 :
  1. Daradasih
  2. Rangga
  3. Panggang Welut
  4. Dora Manggala
  5. Seladang Hasta
  6. Daradasih Menggah
Dapur Tombak Luk 7 :
  1. Karacan
  2. Megantara
  3. Lung Gandu
Dapur Tombak Luk 9 :
  1. Bandotan
Dapur Tombak Luk 11 :
  1. Carita Anoman
  2. Carita Blandongan
Dapur Tombak Luk Khusus :
  1. Cacing Kanil (Luk 3, 5, 7)
  2. Banyak Angkrem
  3. Kuntul Ngantuk
Dapur Tombak Kalawaijan :
  1. Tunjung Astra
  2. Nagendra
  3. Wulan Tumanggal
  4. Dwisula
  5. Trisula
  6. Catursula
  7. Pancasula
  8. Rosan Dita
Dapur Pedang Menurut Pakem Jawa :
  1. Lameng
  2. Bandol
  3. Luwuk
  4. Lar Bango
  5. Sada
  6. Tebalung
  7. Suduk Maru
  8. Sokayana
  9. Sabet
     Semoga bermanfaat.***


DAFTAR NAMA - NAMA RICIKAN KERIS


     Berikut adalah daftar nama - nama Ricikan Keris yang digunakan di seluruh Nusantara.Hanya saja sering dalam penyebutannya ada perbedaan, yang mungkin dipengaruhi oleh bahasa lokal. Misalnya di Sulawesi menyebut Keris itu Sele atau Tappi, Gonjo adalah Kancing, Pesi disebut Oting. Demikian pula di Madura Pesi disebut Pakseh, Gonjo disebut Ghencah, bilah keris disebut Ghember sementara di Bali ada beberapa perbedaan pula menyebut Keris dengan Kadutan, Pesi disebut Panggeh, Gonjo disebut Ganje, Hulu keris disebut Danganan dslb.


     Untuk pengetahuan perkerisan, baik sebagai kolektor atau pemerhati, ricikan keris walaupun merupakan pengetahuan dasar menjadi sangat penting karena setidaknya dapat untuk membedakan jenis-jenis Dhapur. Seseorang tidak akan mungkin mengetahui nama dapur bilamana ia tidak hafal terhadap ricikan keris ini.

Nama - nama Ricikan Keris :
  1. Pesi
  2. Metuk
  3. Gonjo
  4. Greneng
  5. Rondo Nunut
  6. Buntut Cecak
  7. Punukan
  8. Dho
  9. Ri Pandan (8+9 = Ron Dho)
  10. Tingil
  11. Sraweyan
  12. Bungkul
  13. Janur
  14. Sogokan (ada yang rangkap ada yang depan saja)
  15. Poyuhan
  16. Pejetan/Blumbangan
  17. Gandik
  18. Tikel Alis
  19. Jenggot
  20. Sekar Kacang atau Kembang Kacang
  21. Jalen
  22. Lambe Gajah
  23. Pundak atau Sumping
  24. Pudak Sa’tegal Depan
  25. Pudak Sa’tegal Belakang
  26. Adha-adha atau Geger Sapi
  27. Lis-lisan
  28. Gusen
  29. Kruwingan atau Gulo Milir
  30. Kruwingan Cucuk Manuk
  31. Pucukan Mbuntut Tumo
  32. Pucukan Anggabah Kopong
  33. Sogokan Sampir atau Sinebo
  34. Bawang Sebungkul
  35. Sekar Kacang Pogok
  36. Lambe Gajah Rangkep
  37. Gonjo Wuwung
  38. Gonjo Kelap Lintah
  39. Gonjo Wilut
  40. Kanyut
  41. Wetengan Gonjo
  42. Sirah Cecak
  43. Buntut Cecak Sebit Lontar
  44. Sirak Cecak Melinjo atau Nyangkem Kodok
  45. Buntut Cecak Nguceng Mati
  46. Gandik Pethuk atau Laler Mengeng
  47. Mendak
  48. Ukir atau Deder
  49. Kinatah emas

SEJARAH ASAL MULA KERIS



     Banyaknya ragam keris - keris  yang sudah kita kenal sampai saat ini, asal mulanya masih belum terjelaskan betul secara detail. Relief candi - candi di Jawa pun hanya lebih banyak menunjukkan ksatria-ksatria dengan senjata yang lebih banyak unsur India-nya, daripada penjelasan mengenai sala mulanya..

Keris Budha dan pengaruh India-Tiongkok


     Kerajaan-kerajaan awal Indonesia sangat terpengaruh oleh budaya Budha dan Hindu. Candi di Jawa tengah adalah sumber utama mengenai budaya zaman tersebut. Yang mengejutkan adalah sedikitnya penggunaan keris atau sesuatu yang serupa dengannya. Relief di Borobudur tidak menunjukkan pisau belati yang mirip dengan keris.

     Dari penemuan arkeologis banyak ahli yang setuju bahwa proto-keris berbentuk pisau lurus dengan bilah tebal dan lebar. Salah satu keris tipe ini adalah keris milik keluarga Knaud, didapat dari Sultan Paku Alam V. Keris ini relief di permukaannya yang berisi epik Ramayana dan terdapat tahun Jawa 1264 (1342 Masehi), meski ada yang meragukan penanggalannya.

     Pengaruh kebudayaan Tiongkok mungkin masuk melalui kebudayaan Dongson (Vietnam) yang merupakan penghubung antara kebudayaan Tiongkok dan dunia Melayu. Terdapat keris sajen yang memiliki bentuk gagang manusia sama dengan belati Dongson.

Keris "Modern"

     Keris yang saat ini kita kenal adalah hasil proses evolusi yang panjang. Keris modern yang dikenal saat ini adalah belati penusuk yang unik. Keris memperoleh bentuknya pada masa Majapahit (abad ke-14) dan Kerajaan Mataram baru (abad ke-17-18).

     Pemerhati dan kolektor keris lebih senang menggolongkannya sebagai "keris kuno" dan "keris baru" yang istilahnya disebut nem-neman ( muda usia atau baru ). Prinsip pengamatannya adalah "keris kuno" yang dibuat sebelum abad 19 masih menggunakan bahan bijih logam mentah yang diambil dari sumber alam-tambang-meteor ( karena belum ada pabrik peleburan bijih besi, perak, nikel dll), sehingga logam yang dipakai masih mengandung banyak jenis logam campuran lainnya, seperti bijih besinya mengandung titanium, cobalt, perak, timah putih, nikel, tembaga dll. Sedangkan keris baru ( setelah abad 19 ) biasanya hanya menggunakan bahan besi, baja dan nikel dari hasil peleburan biji besi, atau besi bekas ( per sparepart kendaraan, besi jembatan, besi rel kereta api dll ) yang rata-rata adalah olahan pabrik, sehingga kemurniannya terjamin atau sedikit sekali kemungkinannya mengandung logam jenis lainnya.

     Misalkan penelitian Haryono Arumbinang, Sudyartomo dan Budi Santosa ( sarjana nuklir BATAN Yogjakarta ) pada era 1990, menunjukkan bahwa sebilah keris dengan tangguh Tuban, dapur Tilam Upih dan pamor Beras Wutah ternyata mengandung besi (fe) , arsenikum (warangan )dan Titanium (Ti), menurut peneliti tersebut bahwa keris tersebut adalah "keris kuno" , karena unsur logam titanium ,baru ditemukan sebagai unsur logam mandiri pada sekitar tahun 1940, dan logam yang kekerasannya melebihi baja namun jauh lebih ringan dari besi, banyak digunakan sebagai alat transportasi modern (pesawat terbang, pesawat luar angkasa) ataupun roket, jadi pada saat itu teknologi tersebut belum hadir di Indonesia. Titanium banyak diketemukan pada batu meteorit dan pasir besi biasanya berasal dari daerah Pantai Selatan dan juga Sulawesi. Dari 14 keris yang diteliti , rata-rata mengandung banyak logam campuran jenis lain seperti cromium, stanum, stibinium, perak, tembaga dan seng, sebanyak 13 keris tersebut mengandung titanium dan hanya satu keris yang mengandung nikel.

     Keris baru dapat langsung diketahui kandungan jenis logamnya karena para Mpu ( pengrajin keris) membeli bahan bakunya di toko besi, seperti besi, nikel, kuningan dll. Mereka tidak menggunakan bahan dari bijih besi mentah ( misalkan diambil dari pertambangan ) atau batu meteorit , sehingga tidak perlu dianalisis dengan isotop radioaktif. Sehingga kalau ada keris yang dicurigai sebagai hasil rekayasa , atau keris baru yang berpenampilan keris kuno maka penelitian akan mudah mengungkapkannya. Beberapa Keris Pusaka terkenal :
* Keris Mpu Gandring
* Keris Pusaka Setan Kober
* Keris Kyai Sengkelat
* Keris Pusaka Nagasastra Sabuk Inten
* Keris Kyai Carubuk
* Keris Kyai Condong Campur
 

     Semoga bermanfaat.***


MENGENAL BAGIAN KERIS DENGAN GAMBAR


    Perincian dari bagian-bagian sebilah keris dengan istilah-istilah yang telah ada turun-temurun disebut dengan Rincikan Keris.Untuk lebih mudahnya, seumpama dianalogikan dengan suku cadang atau komponen mobil. Di antara komponen mobil ada yang namanya piston, gardan, bumper, pelek, dashboard, altenator, dlsb. Demikian pula, tiap bagian keris yang berlainan bentuknya berlainan pula namanya.

     Rincikan keris juga merupakan variasi dari sebilah keris untuk dapat disebut dhapurnya. Misalnya pada keris sederhana dhapur Brojol hanya memiliki rincikan Blumbangan atau pejetan saja. Sedangkan Dhapur Sepaner adalah memiliki rincikan sekar kacang, tikel alis, sraweyan, sogokan dan greneng. Setiap nama dhapur keris ditentukan oleh adanya Rincikan keris dan bilah lurus atau bentuk luknya.

     Secara garis besar, sebilah keris dapat dibagi atas tiga bagian yakni bagian bilah atau wilahan, bagian ganja dan bagian pesi. Bagian wilahan juga dapat dibagi tiga, yakni bagian pucukan yang paling atas, awak-awak atau tengah dan sor-soran atau bidang bawah. Pada bagian sor-soran inilah ricikan keris paling banyak ditempatkan.



     Semoga bermanfaat.***

BAGIAN - BAGIAN DARI KERIS SECARA UMUM


     Sebagian ahli tosan aji mengelompokkan keris sebagai senjata tikam, sehingga bagian utama dari sebilah keris adalah wilah (bilah) atau bahasa awamnya adalah seperti mata pisau. Tetapi karena keris mempunyai kelengkapan lainnya, yaitu wrangka (sarung) dan bagian pegangan keris atau ukiran, maka kesatuan terhadap seluruh kelengkapannya disebut keris.

* Pegangan keris

Pegangan keris ini bermacam-macam motifnya , untuk keris Bali ada yang bentuknya menyerupai patung dewa, patung pedande, patung raksaka, patung penari , pertapa, hutan ,dan ada yang diukir dengan kinatah emas dan batu mulia .
Pegangan keris Sulawesi menggambarkan burung laut. Hal itu sebagai perlambang terhadap sebagian profesi masyarakat Sulawesi yang merupakan pelaut, sedangkan burung adalah lambang dunia atas keselamatan. Seperti juga motif kepala burung yang digunakan pada keris Riau Lingga, dan untuk daerah-daerah lainnya sebagai pusat pengembangan tosan aji seperti Aceh, Bangkinang (Riau) , Palembang, Sambas, Kutai, Bugis, Luwu, Jawa, Madura dan Sulu, keris mempunyai ukiran dan perlambang yang berbeda. Selain itu, materi yang dipergunakan pun berasal dari aneka bahan seperti gading, tulang, logam, dan yang paling banyak yaitu kayu.
Untuk pegangan keris Jawa, secara garis besar terdiri dari sirah wingking ( kepala bagian belakang ) , jiling, cigir, cetek, bathuk (kepala bagian depan) ,weteng dan bungkul.

* Wrangka atau Rangka

Wrangka, rangka atau sarung keris adalah bagian (kelengkapan) keris yang mempunyai fungsi tertentu, khususnya dalam kehidupan sosial masyarakat Jawa, karena bagian wrangka inilah yang secara langsung dilihat oleh umum . Wrangka yang mula-mula (sebagian besar) dibuat dari bahan kayu (jati , cendana, timoho , kemuning, dll) , kemudian sesuai dengan perkembangan zaman maka terjadi perubahan fungsi wrangka (sebagai pencerminan status sosial bagi penggunanya ). Kemudian bagian atasnya atau ladrang-gayaman sering diganti dengan gading.

Secara garis besar terdapat dua macam wrangka, yaitu jenis wrangka ladrang yang terdiri dari bagian-bagian : angkup, lata, janggut, gandek, godong (berbentuk seperti daun), gandar, ri serta cangkring. Dan jenis lainnya adalah jenis wrangka gayaman (gandon) yang bagian-bagiannya hampir sama dengan wrangka ladrang tetapi tidak terdapat angkup, godong dan gandek.

Aturan pemakaian bentuk wrangka ini sudah ditentukan, walaupun tidak mutlak. Wrangka ladrang dipakai untuk upacara resmi , misalkan menghadap raja, acara resmi keraton lainnya (penobatan, pengangkatan pejabat kerajaan, perkimpoian, dll) dengan maksud penghormatan. Tata cara penggunaannya adalah dengan menyelipkan gandar keris di lipatan sabuk (stagen) pada pinggang bagian belakang (termasuk sebagai pertimbangan untuk keselamatan raja ). Sedangkan wrangka gayaman dipakai untuk keperluan harian, dan keris ditempatkan pada bagian depan (dekat pinggang) ataupun di belakang (pinggang belakang).

Dalam perang, yang digunakan adalah keris wrangka gayaman , pertimbangannya adalah dari sisi praktis dan ringkas, karena wrangka gayaman lebih memungkinkan cepat dan mudah bergerak, karena bentuknya lebih sederhana.

Ladrang dan gayaman merupakan pola-bentuk wrangka, dan bagian utama menurut fungsi wrangka adalah bagian bawah yang berbentuk panjang ( sepanjang wilah keris ) yang disebut gandar atau antupan ,maka fungsi gandar adalah untuk membungkus wilah (bilah) dan biasanya terbuat dari kayu ( dipertimbangkan untuk tidak merusak wilah yang berbahan logam campuran ) .

Karena fungsi gandar untuk membungkus , sehingga fungsi keindahannya tidak diutamakan, maka untuk memperindahnya akan dilapisi seperti selongsong-silinder yang disebut pendok . Bagian pendok ( lapisan selongsong ) inilah yang biasanya diukir sangat indah , dibuat dari logam kuningan, suasa ( campuran tembaga emas ) , perak, emas . Untuk daerah diluar Jawa ( kalangan raja-raja Bugis , Goa, Palembang, Riau, Bali ) pendoknya terbuat dari emas , disertai dengan tambahan hiasan seperti sulaman tali dari emas dan bunga yang bertaburkan intan berlian.

Untuk keris Jawa , menurut bentuknya pendok ada tiga macam, yaitu (1) pendok bunton berbentuk selongsong pipih tanpa belahan pada sisinya , (2) pendok blewah (blengah) terbelah memanjang sampai pada salah satu ujungnya sehingga bagian gandar akan terlihat , serta (3) pendok topengan yang belahannya hanya terletak di tengah . Apabila dilihat dari hiasannya, pendok ada dua macam yaitu pendok berukir dan pendok polos (tanpa ukiran).

* Wilah

Wilah atau wilahan adalah bagian utama dari sebuah keris, dan juga terdiri dari bagian-bagian tertentu yang tidak sama untuk setiap wilahan, yang biasanya disebut dapur, atau penamaan ragam bentuk pada wilah-bilah (ada puluhan bentuk dapur). Sebagai contoh, bisa disebutkan dapur jangkung mayang, jaka lola , pinarak, jamang murub, bungkul , kebo tedan, pudak sitegal, dll.

Pada pangkal wilahan terdapat pesi , yang merupakan ujung bawah sebilah keris atau tangkai keris. Bagian inilah yang masuk ke pegangan keris ( ukiran) . Pesi ini panjangnya antara 5 cm sampai 7 cm, dengan penampang sekitar 5 mm sampai 10 mm, bentuknya bulat panjang seperti pensil. Di daerah Jawa Timur disebut paksi, di Riau disebut puting, sedangkan untuk daerah Serawak, Brunei dan Malaysia disebut punting.

Pada pangkal (dasar keris) atau bagian bawah dari sebilah keris disebut ganja (untuk daerah semenanjung Melayu menyebutnya aring). Di tengahnya terdapat lubang pesi (bulat) persis untuk memasukkan pesi, sehingga bagian wilah dan ganja tidak terpisahkan. Pengamat budaya tosan aji mengatakan bahwa kesatuan itu melambangkan kesatuan lingga dan yoni, dimana ganja mewakili lambang yoni sedangkan pesi melambangkan lingganya. Ganja ini sepintas berbentuk cecak, bagian depannya disebut sirah cecak, bagian lehernya disebut gulu meled , bagian perut disebut wetengan dan ekornya disebut sebit ron. Ragam bentuk ganja ada bermacam-macam, wilut , dungkul , kelap lintah dan sebit rontal.

Luk, adalah bagian yang berkelok dari wilah-bilah keris, dan dilihat dari bentuknya keris dapat dibagi dua golongan besar, yaitu keris yang lurus dan keris yang bilahnya berkelok-kelok atau luk. Salah satu cara sederhana menghitung luk pada bilah , dimulai dari pangkal keris ke arah ujung keris, dihitung dari sisi cembung dan dilakukan pada kedua sisi seberang-menyeberang (kanan-kiri), maka bilangan terakhir adalah banyaknya luk pada wilah-bilah dan jumlahnya selalu gasal ( ganjil) dan tidak pernah genap, dan yang terkecil adalah luk tiga (3) dan terbanyak adalah luk tiga belas (13). Jika ada keris yang jumlah luk nya lebih dari tiga belas, biasanya disebut keris kalawija ,atau keris tidak lazim .

MENGENAL KERIS




    Siapa yang tidak akan mengenal Keris.Merupakan salah satu benda yang identik dan erat khususnya dengan kultur kebudayaan jawa adalah keris.Dalam “Legenda Jawa” disebutkan , bahwa untuk menjadi seorang pria yang sejati, maka seseorang harus memiliki lima hal, yakni: sebuah keris pusaka; seekor kuda; burung peliharaan; seorang wanita dan sebuah rumah.

     Dalam kultur kebudayaan Jawa keris dipandang dan diperlakukan sebagai suatu “simbol” dan juga “status” bagi sang pemiliknya, bukannya sebagai suatu “alat pembunuh” (Martial Weapon). Hampir disetiap keluarga aristokrat jawa, dapat dipastikan mereka memiliki sebuah Keris Pusaka Keluarga, yang memiliki keampuhan-keampuhan yang khas. Memiliki sebuah Keris Pusaka, mengharuskan seseorang untuk memenuhi berbagai ritual, salah satu diantaranya adalah upacara pemandian keris, yang umumnya dilakukan setiap tahunnya dan hal itu tergantung sekali kepada para pemiliknya masing-masing, bagaimana mereka dalam melakukannya.

      Rumitnya masalah keris ini juga berakibat tidak mudahnya masalah kepemilikan keris bagi seseorang, yang ternyata tidak semudah memiliki barang-barang pribadi lainnya. Untuk memiliki sebuah keris yang mengandung makna kultural, mengharuskan seseorang melakukan beberapa ritual, untuk memastikan apakah keris tersebut “berjodoh” dengan sipemilik dan bagaimana selanjutnya pemeliharaan yang diharapkan oleh si-Keris tersebut.

     Berpindah tangannya sebuah keris tidak ditandai dengan perpindah tangannya segenggam uang. Sebagaimana layaknya orang yang akan melakukan pernikahan, maka persatuan antara sebuah keris dengan pemiliknya yang baru, ditandai oleh “mahar” atau “Mas Kawin” yang disetujui oleh kedua belah pihak, termasuk si-Keris tersebut, melalui seorang “medium”. Masalah bisa berakibat sangat serious, karena kalau si-Keris tidak bisa menerima pemiliknya yang baru, maka hal tersebut bisa fatal bagi sipemilik baru tersebut.

     Tingkat kerumitan masalah keris ini termasuk bagaimana cara menyandang si-Keris tersebut. Hal itu tergantung penyandangnya untuk kepentingan apa ? Kalau semua masalah ritual tersebut diabaikan, hal itu hanya akan menyebabkan si-Keris tersebut gusar dan kalau sudah demikian keadaannya, maka suasana harmonis antara si-Keris dan pemiliknya menjadi terganggu dan bencanapun bisa saja terjadi.!

     Masalah rumitnya dunia Keris ini nampaknya juga menimbulkan perbedaan pendapat tentang dari mana asal-usul kata “Keris” tersebut berasal? Dalam buku “Ensiklopedia Keris” yang dijual dimuseum Keris, diterangkan bahwa kata Keris pertama ditemukan pada sebuah lempeng perunggu dengan tulisan “KRES” yang ditemukan sekitar tahun 825, didesa Karangtengah. Konon, selanjutnya kata “KRES” inilah yang merupakan cikal-bakal kata “KERIS” yang kita kenal sekarang, dengan segala macam misterinya.

     Artikel Lain yang berhubungan dengan keris :

@ Bagian - Bagian Keris
@ Daftar Ricikan Keris
@ Dapur Keris  
@ Gambar Bagian Keris
@ Sejarah Keris





Belajar Mengenal Huruf Atau Aksara Jawa


     Sebagai orang Jawa, sudah sepatutnya kita bisa berbahasa jawa dan menulis dengan tulisan aksara jawa.Aksara jawa sendiri berbeda dengan huruf Latin yang kita gunakan sekarang ini untuk menulis. Aksara jawa terdiri dari :

1. Aksara Carakan
Aksara inti yang terdiri dari 20 suku kata ato biasa disebut Dentawiyanjana, yaitu :
ha, na, ca, ra, ka, da, ta, sa, wa, la, pa, dha, ja, ya, nya, ma, ga, ba, tha, nga ;



2. Aksara Pasangan
Bentuk mati (huruf) dari aksara inti, yaitu :
h, n, c, r, k, d, t, s, w, l,
p, dh, j, y, ny, m, g, b, th, ng
;

pasangan

3. Aksara Swara
Biasanya untuk huruf awal penulisan nama kota ato nama
orang yang dihormati yang diawali dengan huruf hidup,
yaitu : A, I, U, E, O

4. Aksara Rekan
Untuk penulisan huruf-huruf yang berasal dari serapan bahasa
asing, yaitu : kh, f, dz, gh, z



5. Aksara Murda
Biasanya untuk huruf awal penulisan nama kota ato nama
orang yang dihormati, yaitu : Na, Ka, Ta, Sa, Pa, Nya, Ga, Ba

6. Aksara Wilangan
Untuk penulisan bilangan dalam bahasa Jawa,
yaitu angka 1 s/d 10 dalam aksara Jawa.

7. Tanda Baca (Sandangan)
Merupakan tanda baca yang biasa digunakan, huruf hidup
serta huruf mati yang biasa dipakai dalam bahasa sehari-hari,
yaitu tanda : koma, titik, awal kamimat, dll
huruf : i, o, u, e.
huruf mati : _r, _ng, _ra, _re, dll



     Setelah menguasai aksara-aksara di atas, kita tidak bisa langsung menggunakannya untuk menulis sebagai mana ejaan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sebab ada beberapa hal yang menjadi perkecualian dan menjadi aturan tambahan.

     Semoga bermanfaat.

HAL MENGENAI MUSIK GAMELAN




     Kalau ditanya tentang alat musik yang identik dengan jawa, orang pasti akan langsung menyebut nama Gamelan.Ya...Gamelan adalah musik yang tercipta dari paduan bunyi gong, kenong dan alat musik Jawa lainnya. Irama musik yang lembut dan mencerminkan keselarasan hidup orang Jawa akan segera menyapa dan menenangkan jiwa begitu didengar.


     Jelas sudah tidak asing lagi bagi kita akan musik gamelan, popularitasnya pun telah merambah berbagai benua dan telah memunculkan paduan musik baru jazz-gamelan, melahirkan institusi sebagai ruang belajar dan ekspresi musik gamelan, hingga menghasilkan pemusik gamelan ternama. Pagelaran musik gamelan kini bisa dinikmati di berbagai belahan dunia, namun Yogyakarta adalah tempat yang paling tepat untuk menikmati gamelan karena di kota inilah anda bisa menikmati versi aslinya.

     Perkembang Gamelan di Yogyakarta adalah merupakan Gamelan Jawa, sebuah bentuk gamelan yang berbeda dengan Gamelan Bali ataupun Gamelan Sunda. Gamelan Jawa memiliki nada yang lebih lembut dan slow, berbeda dengan Gamelan Bali yang rancak dan Gamelan Sunda yang sangat mendayu-dayu dan didominasi suara seruling. Perbedaan itu wajar, karena Jawa memiliki pandangan hidup tersendiri yang diungkapkan dalam irama musik gamelannya.

      Falsafah pandangan hidup Jawa yang diungkapkan dalam musik gamelannya adalah keselarasan kehidupan jasmani dan rohani, keselarasan dalam berbicara dan bertindak sehingga tidak memunculkan ekspresi yang meledak-ledak serta mewujudkan toleransi antar sesama. Wujud nyata dalam musiknya adalah tarikan tali rebab yang sedang, paduan seimbang bunyi kenong, saron kendang dan gambang serta suara gong pada setiap penutup irama.

     Untuk waktu dan kapan munculnya gamelan, atau sejarah gamelan, tidak ada kejelasan akan hal itu.Perkembangan musik gamelan diperkirakan sejak kemunculan kentongan, rebab, tepukan ke mulut, gesekan pada tali atau bambu tipis hingga dikenalnya alat musik dari logam. Perkembangan selanjutnya setelah dinamai gamelan, musik ini dipakai untuk mengiringi pagelaran wayang, dan tarian. Barulah pada beberapa waktu sesudahnya berdiri sebagai musik sendiri dan dilengkapi dengan suara para sinden.

     Seperangkat gamelan terdiri dari beberapa alat musik, diantaranya satu set alat musik serupa drum yang disebut kendang, rebab dan celempung, gambang, gong dan seruling bambu. Komponen utama yang menyusun alat-alat musik gamelan adalah bambu, logam, dan kayu. Masing-masing alat memiliki fungsi tersendiri dalam pagelaran musik gamelan, misalnya gong berperan menutup sebuah irama musik yang panjang dan memberi keseimbangan setelah sebelumnya musik dihiasi oleh irama gending.

     Gamelan Jawa adalah musik dengan nada pentatonis. Satu permainan gamelan komplit terdiri dari dua putaran, yaitu slendro dan pelog. Slendro memiliki 5 nada per oktaf, yaitu 1 2 3 5 6 [C- D E+ G A] dengan perbedaan interval kecil. Pelog memiliki 7 nada per oktaf, yaitu 1 2 3 4 5 6 7 [C+ D E- F# G# A B] dengan perbedaan interval yang besar. Komposisi musik gamelan diciptakan dengan beberapa aturan, yaitu terdiri dari beberapa putaran dan pathet, dibatasi oleh satu gongan serta melodinya diciptakan dalam unit yang terdiri dari 4 nada.

     Kita bisa melihat gamelan sebagai sebuah pertunjukan musik tersendiri maupun sebagai pengiring tarian atau seni pertunjukan seperti wayang kulit dan ketoprak. Sebagai sebuah pertunjukan tersendiri, musik gamelan biasanya dipadukan dengan suara para penyanyi Jawa (penyanyi pria disebut wiraswara dan penyanyi wanita disebut waranggana). Pertunjukan musik gamelan yang digelar kini bisa merupakan gamelan klasik ataupun kontemporer. Salah satu bentuk gamelan kontemporer adalah jazz-gamelan yang merupakan paduan paduan musik bernada pentatonis dan diatonis.

     Dalam Kraton Yogyakarta kita bisa menyaksikan pertunjukan Gamelan.Pada hari Kamis pukul 10.00 - 12.00 WIB digelar gamelan sebagai sebuah pertunjukan musik tersendiri. Hari Sabtu pada waktu yang sama digelar musik gamelan sebagai pengiring wayang kulit, sementara hari Minggu pada waktu yang sama digelar musik gamelan sebagai pengiring tari tradisional Jawa. Untuk melihat pertunjukannya, kita bisa menuju Bangsal Sri Maganti. Sementara untuk melihat perangkat gamelan tua, kita bisa menuju bangsal kraton lain yang terletak lebih ke belakang.


Senin, 18 Juli 2011

Jumat, 15 Juli 2011

WAYANG GOLEK

     Salah satu kesenian khas budaya tanah Sunda adalah Wayang Golek.Gabungan setengah wayang orang dan wayang kulit.Wayang golek saat ini lebih dominan sebagai seni pertunjukan rakyat, yang memiliki fungsi yang relevan dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat lingkungannya, baik kebutuhan spiritual maupun material. Hal demikian dapat kita lihat dari beberapa kegiatan di masyarakat misalnya ketika ada perayaan, baik hajatan (pesta kenduri) dalam rangka khitanan, pernikahan dan lain-lain adakalanya diriingi dengan pertunjukan wayang golek.Pada umumnya wayang golek masih dibuat secara tradisional oleh penduduk desa-desa tertentu di Jawa Barat.

     Selain itu, karena ke khasanya wayang golek juga sering difungsikan sebagai sufenir / tanda mata khas tanah Sunda.Harga wayang golek relatif murah, kisaranya sangat ditentukan oleh ketelitian dari ukiran / tingkat kesulitan dalam pembuatanya juga bahan bakunya. Menurun Mang Iin salah satu pengrajin Wayang golek dari daerah Rancakalong, Sumedang, untuk wayang dengan detail yang tidak terlalu rumit beliau bisa menyelesaikan 3-4 buah wayang sehari, sedangkan untuk wayang dengan detail / kualitas tinggi bisa membutuhkan waktu 3-4 hari untuk menyelesaikan sebuah wayang.
      Pada umumnya wayang golek dibuat dari kayu albasia dipasarkan dengan kisaran harga Rp. 15.000 / unit lengkap dengan pakaian dan aksesoris. Sedangkan wayang kualitas lebih baik dengan menggunakan kayu mahoni dll. dipasarkan dengan harga Rp. 40.000 s/d Rp. 150.000 / unit.


Wayang orang

 WAYANG ORANG

     Adalah merupakan perwujudan dari seni drama tari dari Wayang Kulit Purwa, yang mengambil cerita dari kisah epos Ramayana dan Maha­barata sebagai induk ceritanya.Pada mulanya, yakni pertengahan abad ke-18, semua penari Wayang Orang adalah penari pria, tidak ada penari wanita. Jadi agak mirip dengan pertunjukan ludruk di Jawa Timur dewasa ini.


      Di dalam berbagai banyak buku mengenai budaya wayang disebutkan, bahwa Wayang Orang diciptakan oleh Kangjeng Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I (1757 - 1795). Para pemainnya waktu itu terdiri atas abdi dalem istana.


      Pertama kali Wayang Orang itu dipentaskan secara terbatas pada tahun 1760. Namun, barn pada pemerintahan Mangkunegara V pertunjukan Wayang Orang itu lebih memasyarakat, walaupun masih tetap terbatas dinikmati oleh kerabat keraton dan para pegawainya. Pemasyarakatan seni Wayang Orang hampir bersamaan waktunya dengan lahirnya drama tari Langendriyan.

      Pada masa pemerintahan Mangkunegara VII (1916 -1944) kesenian Wayang Orang mulai diperkenalkan pada masyarakat di luar tembok keraton. Usaha memasyarakatkan kesenian ini makin pesat ketika Sunan Paku Buwana X (1893-1939) memprakarsai pertunjukan Wayang Orang bagi masyarakat umum di Balekambang, Taman Sri Wedari, dan di Pasar Malam yang diselenggarakan di alun-alun. Para pemainnya pun, bukan lagi hanya para abdi dalem, melainkan juga orang-orang di luar keraton yang berbakat menari.

      Penyelenggaraan pertunjukan Wayang Orang secara komersial baru dimulai pada tahun 1922. Mulanya, dengan tujuan mengumpulkan dana bagi kongres kebudayaan. Kemudian pada tahun 1932, pertama kali Wayang Orang masuk dalam siaran radio, yaitu Solosche Radio Vereeniging, yang mendapat sambutan hebat dari masyarakat.

      Wayang Orang juga menyebar ke Yogyakarta. Pada zaman pemerintahan Sultan Hamengku Buwana VII (1877 -1921) keraton Yogyakarta dua kali mempergelarkan pementasan Wayang Orang untuk tontonan kerabat keraton. Waktu itu lakonnya adalah Sri Suwela dan Pregiwa - Pregiwati. Wayang Orang di Yogyakarta ini disebut Wayang Wong Mataraman.

      Pakaian para penari Wayang Orang pada awalnya masih amat sederhana, tidakjauh berbeda dengan pakaian adat keraton sehari-hari, hanya ditambah dengan selendang tari. Baru pada zaman Mangku­negara VI (1881-1896), penari Wayang Orang mengenakan irah-irahan terbuat dari kulit ditatah apik, kemudian disungging dengan perada.

      Sejalan dengan perkembangan Wayang Orang. terciptalah gerak-gerak tari baru yang diciptakan oleh para seniman pakar tari keraton. Gerak tari baru itu antara lain adalah sembahan, sabetan, lumaksono. ngombak banyu, dan srisig.

      Karena ternyata kesenian Wayang Orang mendapat sambutan hangat dari masyarakat, bermun­culanlah berbagai perkumpulan Wayang Orang; mula-mula dengan status amatir, kemudian menjadi profesional. Perkumpulan Wayang orang yang cukup tua dan terkenal, di antaranya Wayang Orang (WO Sriwedari di Surakarta dan WO Ngesti Pandawa di Semarang. Wayang Orang Sriwedari merupakan kelompok budaya komersial yang pertama dalam bidang seni Wayang Orang. Didirikan tahun 1911, per­kumpulan Wayang Orang ini mengadakan pentas: secara tetap di `kebon raja' yakni taman hiburan umum milik Keraton Kasunanan Surakarta.

      Patut juga dicatat, peranan masyarakat keturunan Cina di Surakarta dan Malang yang aktif mengem­bangkan kesenian Wayang Orang. Mereka bergabung dalam perkumpulan kesenian PMS (Perkumpulan Ma­syarakat Surakarta) yang secara berkala mengadakan latihan tari dan pada waktu-waktu tertentu mengadakan pementasan untuk pengumpulan dana dan amal.

      Perkembangan seni Wayang Orang di Surakarta lebih bersifat populer dibandingkan di Yogyakarta. Kreasi seniman Surakarta untuk melengkapi pakaian tari Wayang Orang, mengarah pada `glamour' dengan kemewahan tata panggung. Untuk pemeran tokoh wayang bambangan seperti Arjuna, Abimanyu, dan sejenisnya, digunakan penari wanita. Sedangkan di Yogyakarta tetap mempertahankan penari pria.
 

      Di Jakarta, pada tahun 1960 - 1990, pernah pula berdiri beberapa perkumpulan Wayang Orang, di antaranya Sri Sabda Utama, Ngesti Budaya, Ngesti Wandawa, Cahya Kawedar, Adi Luhung, Ngesti Widada, Panca Murti, dan yang paling lama bertahan Bharata.


     Pentas seni Wayang Orang juga melahirkan seniman-seniman tari yang menonjol, antara lain Sastradirun, Rusman, Darsi, dan Surana dari Surakarta; Sastrasabda dan Nartasabda dari Semarang; Samsu dan Kies Slamet dari Jakarta.
 

Kamis, 14 Juli 2011

Koleksi Campursari MANTHOUS

WAYANG KULIT


 WAYANG KULIT

     Wayang kulit, dilihat dari namanya saja kita akan tahu kalau itu adalah wayang yang terbuat dari kulit.Kulit yang dipakai untuk membuat adalah kulit binatang ( biasanya terbuat dari kulit kerbau, lembu atau kambing ).Wayang kulit dipakai untuk memperagakan Lakon lakon dari Babad Purwa yaitu Mahabarata dan Ramayana, oleh karena itu disebut juga Wayang Purwa.

     Sampai sekarang pertunjukan wayang kulit disamping merupakan sarana hiburan juga merupakan salah satu bagian dari upacara-upacara adat seperti: bersih desa, ngruwat dan lain-lain.Untuk mementaskan pertunjukan wayang kulit secara lengkap dibutuhkan kurang lebih sebanyak 18 orang pendukung.Satu orang sebagai dalang, 2 orang sebagai waranggana, dan 15 orang sebagai penabuh gamelan merangkap wiraswara.

     Rata-rata pertunjukan dalam satu malam adalah 7 sampai 8 jam, mulai dari jam 21.00 sampai jam 05.00 pagi.Bila dilakukan pada siang hari pertunjukan biasanya dimulai dari jam 09.00 sampai dengan jam 16.00.
Tempat pertunjukan wayang ditata dengan menggunakan konsep pentas yang bersifat abstrak.Arena pentas terdiri dari layar berupa kain putih dan sebagai sarana tehnis di bawahnya ditaruh batang pisang untuk menancapkan wayang.

     Dalam pertunjukan wayang kulit, jumlah adegan dalam satu lakon tidak dapat ditentukan. Jumlah adegan ini akan berbeda-beda berdasarkan lakon yang dipertunjukkan atau tergantung dalangnya.Sebagai pra-tontonan adalah tetabuhan yang tidak ada hubungannya dengan ceritera pokok, jadi hanya bersifat sebagai penghangat suasana saja atau pengantar untuk masuk ke pertunjukan yang sebenarnya.Sebagai pedoman dalam menyajikan pertunjukan wayang kulit biasanya seorang dalang akan menggunakan pakem pedalangan berupa buku pedalangan.Namun ada juga dalang yang menggunakan catatan dari dalang-dalang tua yang pengetahuannya diperoleh lewat keturunan.Meskipun demikian, seorang dalang diberi kesempatan pula untuk berimprovisasi, karena pakem pedalangan tersebut sebenarnya hanya berisi inti ceritera pokok saja.Untuk lebih menghidupkan suasana dan membuat pertunjukan menjadi lebih menarik, improvisasi serta kreativitas dalang ini memegang peranan yang amat penting.

     Warna rias wajah pada wayang kulit mempunyai arti simbolis, akan tetapi tidak ada ketentuan umum di sini.Warna rias merah untuk wajah misalnya, sebagian besar menunjukkan sifat angkara murka, akan tetapi tokoh Setyaki yang memiliki warna rias muka merah bukanlah tokoh angkara murka.Jadi karakter wayang tidaklah ditentukan oleh warna rias muka saja, tetapi juga ditentukan oleh unsur lain, seperti misalnya bentuk (patron) wayang itu sendiri.

     Tokoh Arjuna, baik yang mempunyai warna muka hitam maupun kuning, adalah tetap Arjuna dengan sifat-sifatnya yang telah kita kenal. Perbedaan warna muka seperti ini hanya untuk membedakan ruang dan waktu pemunculannya.Arjuna dengan warna muka kuning dipentaskan untuk adegan di dalam kraton, sedangkan Arjuna dengan warna muka hitam menunjukkan bahwa dia sedang dalam perjalanan.Demikian pula halnya dengan tokoh Gatotkaca, Kresna, Werkudara dan lain-lain.Perbedaan warna muka wayang ini tidak akan diketahui oleh penonton yang melihat pertunjukan dari belakang layar.

     Alat penerangan yang dipakai dalam pertunjukan wayang kulit dari dahulu sampai sekarang telah banyak mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan teknologi.Dalam bentuk aslinya alat penerangan yang dipakai pada pertunjukan wayang kulit adalah blencong, kemudian berkembang menjadi lampu minyak tanah (keceran), petromak, sekarang banyak yang menggunakan lampu listrik.



SEJARAH WAYANG

     Siapa yang tidak akan tahu akan wayang. hampir diseluruh dunia pasti sudah mengetahuinya.Sebenarnya wayang sudah dikenal sejak dahulu kala sejak masih zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Indonesia memeluk kepercayaan animisme berupa pemujaan roh nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang, yang diwujudkan dalam bentuk arca atau gambar.
Wayang merupakan seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).

     Ada versi wayang yang dimainkan oleh orang dengan memakai kostum, yang dikenal sebagai wayang orang, dan ada pula wayang yang berupa sekumpulan boneka yang dimainkan oleh dalang. Wayang yang dimainkan dalang ini diantaranya berupa wayang kulit atau wayang golek. Cerita yang dikisahkan dalam pagelaran wayang biasanya berasal dari Mahabaratta dan Ramayana.

     Pertunjukan wayang disetiap negara memiliki teknik dan gayanya sendiri. Dengan demikian, wayang Indonesia merupakan buatan orang Indonesia asli yang memiliki cerita, gaya, dan dalang yang luar biasa.
Kadangkala repertoar cerita Panji dan cerita Menak (cerita-cerita Islam) dipentaskan pula.

      Wayang, oleh para pendahulu negeri ini mengandung arti yang sangat dalam. Sunan Kalijaga dan Raden Patah sangat berjasa dalam mengembangkan wayang. Para Wali di tanah Jawa sudah mengatur sedemikian rupa menjadi tiga bagian. Pertama Wayang Kulit di Jawa Timur, kedua Wayang Wong atau Wayang Orang di Jawa Tengah, dan ketiga Wayang Golek di Jawa Barat. Masing masing sangat bekaitan satu sama lain. Yaitu "Mana yang Isi (Wayang Wong)

Koleksi CAMPURSARI

 
     Bagi teman - teman yang suka akan file - file mp3, bisa mendownloadnya disini.Dan tentunya mp3 yang berhubungan Kebudayaan Jawa.Dalam postingan ini hanya berisikan tentang itu, diantaranya seperti mp3 Campursari ( berisikan macam - macam lagu yang berbau jawa, seperti Pop Jawa, Langgam, Congdhut, dll ).Selain itu juga ada mp3 Tayub dan Wayang.

     Nah untuk mendownloadnya, silahkan klik pilihan kategorinya terlebih dahulu disini, kemudian pilih yang dicari ;

mp3 Campursari
mp3 Tayub
mp3 Wayang

Untuk sementara hanya 3 kategori mp3 seperti tersebut diatas yang baru saya postingkan, untuk yang lainnya Insya Allah menyusul.Atau mungkin teman - teman mau request mp3 kategori lain yang belum ada disini?Saya tunggu untuk komentar kalian disini.Terima kasih...

Tafsir Mimpi Bagian 2

IMPIAN DAN ALAMATNYABAGIAN 2


1.Melihat rumahnya semula tinggi, kemudian rendah  :
 -Akan turun pangkatnya

2.Melihat rumahnya di buka dinding atau biliknya :
 -Akan bercerai dengan suami/istri, atau akan berpisah dengan orang tua.

3.Melihat pintu rumah tinggi lebar :
 -Akan mendapatkan pangkat atua keuntungan.

4.Melihat pintu rumah di tutup :
 -Akan susah dari pekerjaan.

5.Membuat tiga rumah jadi :
 -Akan beristri dan keinginannya terlaksana.

6.Melihat gunung :
 -Akan mendapat uang atau di kasihi orang.

7.Melihat bunga :
 -Akan memperoleh kesenangan atau uang.

8.Melihat buah delima masak,dan memetiknya :
 -Akan mendapatkan uang, dan negaranya akan makmur.

9.Memetik atau mencium bunga :
 -Akan mendapat kebaikan dan di kasihi orang.

10.Menjadi wanita atu pria :
 -Akan mendapatkan uang atau anak.

11.Mencium atau menggunakan minyak wangi/minyak kasturi :
 -Ketika sakit akan segera sembuh.

12.Kepala di siram bau – bauan harum :
 -Akan mendapatkan rezeki.

13.Membuat sakit pada dirinya sendiri :
 -Akan selamat.

14.Badannya sakit :
 -Akan mendapatkan rezeki.

15.Bepergian jauh :
 -Akan terkena musibah sakit.

16.Pergi jauh, tapi segera pulang :
 -Mudah rezekinya.

17.Berjalan menuju ke pasar :
 -Akan mendapatkan uang.

18.Berjalan selalu jatuh :
 -Akan kehilangan pangkat.

19.Berjalan di haling – halangi pagar :
 -Tujuan atau cita - citanya tidak terlaksana.

20.Lari, lalu jatuh :
 -Akan berhenti dari pekerjaannya.

21.Bertemu dengan orang yang belum pernah kenal :
 -Maksud tujuannya terlaksana.

22.Bertemu dengan ayah atau anaknya :
 -Akan menemui kesenangan.

23.Menemukan uang :
 -Akan terkena musibah penyakit.

24.Mengambil ikan di laut :
 -Akan mendapatkan uang.

25.Mengambil ikan lele atau gabus :
 -Alamat kurang baik.

26.Menjaring ikan :
 -Akan menjadi orang kaya harta.

27Menjual minyak atau susu :
 -Akan mendapat keuntungan dan kesenangan .

28.Terasa bau busuk atau tawar pada air laut :
 -Akan selamat dari bahaya dan mendapat kesenangan .

29.Minum air zam – zam atau telaga :
 -Akan mendapat keanugrahan dunia akhirat.

30.Minum arak :
 -Akan mendapat uang.

31.Minum air susu :
 -Akan mulia hidupnya.

32.Minum air susu kuda atau makan dagingnya :
 -Akan mendapat kekayaan.

33.Memancing dan mendapat ikannya :
 -Akan mendapat keuntungan dunia dan memperoleh ilmu pengetahuan.

34.Terjun di air keruh :
 -Alamat kurang baik.

35.Terjun di air banjir dan keruh :
 -Akan mendapat kecelakaan .

36.Membendung air :
 -Akan mendapatkan rezeki.

37.Di gigit atau di temple lintah :
 -Akan ada yang menaruh hati dengki atau hasud.

38.Baju atau pakainnya terkena kotoran manusia :
 -Hati tidak senang.

39.Rumahnya banyak kotoran/najis manusia :
 -Akan mendapatkan rezeki.

40.Melihat ada daging hanya satu/sekerat :
 -Akan mendapatkan kebaikan.

41.Melihat tanah atau gunung longsor :
 -Akan tertimpa kesusahan.

42.Naik gunung dengan lega hati :
 -Akan naik pangkat atau mendapat rezeki.

43.Naik gunung terasa sulit :
 -Akan menemui kesulitan.

44.Merasa berada di puncak gunung :
 -Akan memperoleh keanugrahan .

45.Naik gunung kemudian menempat di rumah sana :
 -Akan mendapatkan rezeki dam kemuliyaan.

46.Naik gunung bertemu dengan sanak saudaranya :
 -Akan mendapat kebaikan.

47.Naik gunung, dan panen buah – buahan :
 -Akan mendapat uang.

48.Naik dari jurang :
 -Akan mendapat pangkat atau bahagia hidupnya.

49.Naik mejanya sendiri :
 -Akan menjadi orang berpangkat.

50.Naik ke langit ;
 -Akan mendapatkan pangkat atau uang.

51.Naik ke masjid :
 -Akan mendapat keanugrahan.

52.Naik ke loteng atau rumah susun :
 -Akan mendapat keuntungan atau pangkat.

53.Bertemu dengan orang yang sudah meninggal dunia :
 -Akan kehilangan atau berkelahi.

54.Terbang di angkasa :
 -Akan mendapat ilmu atau kesenangan .

55.Terbang tinggi :
 -Bagi yang berdagang, akan mendapat barang dagangan, akan tetapi rugi.

56.Terbang di tempat yang tinggi atau pada pohon – pohonan dan tumbuh – tumbuhan :
 -Akan berpisah dengan istri.

57.Mengambil air wudlu :
 -Akan suci dan sempurna pekerjaannya.

58.Mendapat ilmu atau bertemu dengan orang pandai :
 -Akan mendapat pangkat besar.

59.Membasuh muka dengan air :
 -Akan tertimpa kesusahan luar biasa.

60.Melakukan shalat :
 -Segala pekerjaan lancer dunia akhirat.

61.Menyalati mayat :
 -Akan mendapat pahala dunia akhirat.

62.Mandi di sumur sendiri :
 -Akan jatuh sakit.

63.Mandi di sungai yang airnya deras :
 -Ketika sakit akan cepat sembuh.

64.Mandi di sungai tidak ada airnya :
 -Akan sulit mencari rezeki.

65.Hanyut masuk ke laut :
 -Akan mendapat kesenangan, dan pekerjaannya berhasil dengan baik.

66.Berada di laut :
 -Akan mendapat uang banyak.

67.Menyelam di air keruh :
 -Akan sulit pekerjaannya.

68.Menyelam di air jernih :
-Hidupnya akan senang.

69.Masuk telaga :
 -Akan mendapat kesalahan besar.

70.Tenggelam di telaga :
 -Akan di butuhkan oleh Negara.

71.Berdiri di atas air :
 -Akan mendapat kesusahan.

72.Berjalan di atas air tidak berbekas :
 -Akan mendapat pangkat atau kemuliaan.

73.Tenggelam di air sungai atau sumur :
 -Akan mendapat kesusahan atau kematian.

74.Berenang di air sungai atau air laut :
 -Akan terlaksana segala maksudnya.

75.Di siram atau diperciki air sungai :
 -Akan menemui urusan.

76.Air masuk ke halaman rumah :
 -Akan mengalami kerusakan atau kematian.

77.Melihat tanah liat :
 -Akan mendapat kesenangan tidak jadi.

78.Melihat pohon – pohon hijau :
 -Akan mendapat rezeki halal.

79.Melihat taman surga :
 -Akan mendapat keuntungan.

80.Mencium banyak wanita :
 -Akan melakukan perbuatan tidak baik.

81.Minum air sungai/bengawan :
 -Dimarahi Pak Lurah/Kepala Desa.

82.Minum air wajan :
 -Akan mendapat harta.

83.Minum air jernih :
 -Akan mendapat ilmu.

84.Minum air keruh :
 -Akan mendapat uang tidak wajar/tidak halal.

85.Minum air kental :
 -Akan memperoleh emas.

86.Minum air sungai rasanya garam/asin :
 -Akan mendapat uang tidak halal.

87.Minum susu :
 -Akan mendapat uang.

88.Mengambil api :
 -Tanamannya akan rusak atau mati.

89.Merasa menang dengan siapa saja :
 -Akan mendapatkan keturunan laki – laki.

90.Masuk ke rumah besar :
 -Akan mendapat keanugrahan .

91.Masuk ke Masjidil Haram :
 -Akan mendapatkan pahala dengan kenikmatan sempurna.

92.Merasa sakit sekali :
 -Akan selamat dan mulia.

93.Mencium minyak mawar atau memakainya atau di siram orang dengan nya :
 -Akan mendapatkan kebaikan dan di kasihi orang banyak.

94.Masuk istana banyak orang :
 -Akan banyak orang sakit .

95.Menanam tembakau :
 -Akan mendapatkan pahala.

96.Diterjang orang :
 -Apa yang di senangi akan berakhir.

97.Melihat hutan belantara, kursi, bidadari atau masuk surga :
 -Akan mendapatkan kesenangan dunia akhirat , jika anak orang besar/pangkat akan menggantikannya.

98.Merasa dirinya mati ;
 -Akan kehilangan rezeki/pekerjaan.

99.Merasa akan mati :
 -Panjang umur dan banyak rezeki.

100.Merasa menjadi gajah :
 -Akan mendapatkan keuntungan besar dan mendapat ilmu.


Tafsir Mimpi Bagian 1

SIFAT IMPIAN DAN ALAMATNYA BAGIAN 1


     Berikut adalah berbagai jenis banyak impian dan penafsiran alamatnya ;

1.Melihat Allah, laisa kamitslihhi – sya – iun :
-Tujuan atau cita – citanya tercapai

2.Melihat Nabi Muhamad :
-Bahagia hidupnya,kelak masuk surga,Insya Allah

3.Melihat Nabi Adam, Bidadari, Malaikat :
-Kelak akan menjadi pemuka agama (penghulu)

4.Melihat Surga :
-semua tujuannya tercapai,berhasil

5.Masuk/melihat neraka :
-Berdosa besar  (segera bertobat kepada Allah )

6.Keluar dari surga :
-Taubatnya diterima, segeralah bertaubat ( masuk islam dan melaksanakan ajarannya )

7.Melihat keadaan akan kiamat :
-Tujuannya berhasil baik atau mendapat pangkat tinggi

8.Bertemu/melihat presiden dan para menteri :
-Akan naiak pangkat atau mulia

9.Melihat penghulu :
-Akan jatuh sakit

10.Melihat/bertemu dengan hakim yang adil (qadli) atau kyai :
-Akan sadar hatinya dan senang beramal saleh,serta menjadi mulia

11.Melihat masjid :
-Ada bangsa menak padam

12.Melihat Lauhil Mahfud atau membaca Al – Qur’an :
-Akan mendapatkan ilmu (berusahalah dengan belajar atau mendekati ulama )

13.Melihat matahari :
-Mendapatkan kebaikan dunia akhirat


14.Melihat bintang :
-Akan mendapatkan ilmu

15.Melihat bintang turun dan masuk kerumah anda :
-Akan mendapatkan uang dan keanugrahan.

16.Melihat matahari dan bulan masuk ke dalam rumah?lengan baju :
-Akan mendapatkan kejayaan di dunia.

17.Melihat matahari bulan naik ke atas :
-Maksud tujuaannya tercapai.

18.Melihat matahari dekat dengan bulan :
-Akan mendapatkan keanugrahan anak.

19.Melihat matahari menyinari dirinya atau bulan yang sinarnya menuju kepadanya :
-Akan menjadi orang kaya.

20.Melihat matahari pecah menjadi dua,kelihatan hitam atau gelap :
-Raja/Presiden akan jatuh atau Negara akan kacau.

21.Melihat matahari kembar :
-Akan terjadi peperangan

22.Melihat matahari dan bulan seperti bayangan :
-Akan kedatangan musuh

23.Melihat api menyala tinggi :
-Akan di beri panjang umur

24.Melihat cahaya terang :
- Akan kedatangan tamu pemuka agama (kyai,pastur atau ustad)

25.Melihat bintang letaknya sangat tinggi :
-Akan mendapatkan kemuliaan.

26.Melihat cahaya ( lagi ) :
-Maksud?tujuannya tercapai.

27.Melihat api berwarna hitam :
-segera menemukan sesuatu yang di carinya.

28.Melihat api di dalam rumah :
-Akan mendapat fitnahan (hati – hatilah dan perbanyak istigfar dzikir dan shalat,serta membaca Al – qur’an ,memohon pertolongan kepada Allah , La – haulawala – quwwata illa – billa – hh.

29.Melihat api ( asapnya) :
-Mencari kerja susah (berdo’alah kepada Allah,dengan banyak membaca Al – Qur’an dan bermurah hati kepada teman. Jangan tinggalkan salat Duha dan salat Hajat.sekalipun hanya dua rakaat.

30.Melihat api di arah kuburan :
-Akan di beri umur panjang.
31.Menyimpan api di papagan atau sawah :
-Akan panen dengan banyak hasil padinya

32.Melihat gunung api :
-Disayang pimpinan/majikan/tuannya,serta mendapat kemuliaan

33.Melihat api turun dari langit membakar rumah :
-Akan memperoleh kekayaan

34.Melihat rumahnya terbakar habis :
-Akan memperoleh banyak rezeki.

35.Melihat asap keluar dari rumah :
-Akan terkena penyakit

36.Melihat sungai banjir :
-Ada orang marah – marah,hati – hati jangan di dekati

37.Melihat sungai penuh air :
-Pergi tiada kembali

38.Melihat sungai tiada airnya ( kali asat ) :
-Akan terjadi banyak orang ( desa ) pindah ( boyong ).

39.Melihat air mengalir ( baru saja datang ) :
-Akan mendapatkan pangkat.

40.Melihat waduk/telaga penuh airnya :
-Akan mendapatkan pekerjaan.

41.Melihat sungai semula tak ada airnya,kemudian tiba – tiba airnya datang :
-Akan menghadapi urusan/perkara.

42.Melihat air deras :
-Mendapat berita dari luar negeri

43.Melihat air banjir di sungai :
-Akan mendapatkan rezeki.

44.Melihat sumur ada ikannya :
-Mendapat keuntungan.

45.Melihat sumur airnya jernih/lalu meminumnya :
-Lepas dari duka cita dan akan memperoleh ilmu.

46.Melihat sumur rusak dinding/temboknya :
-Akan mendapatkan kecelakaan.

47.Mendengar ombak lautan :
-Akan terkena penyakit.

48.Melihat kotoran manusia sangat banyak :
-Kepunyaannya akan ada yang menyembunyikan.

49.Melihat air laut bercampur darah :
-Akan jatuh sakit.

50.Melihat air susu banyak :
-Akan menjadi pimpinan dan mendapat banyak uang.

51.Melihat sungai airnya keruh :
-Akan mendapatkan susah.

52.Melihat sungai asat (2) :
-Akan sakit atau kurang rezeki.

53.Melihat/ada air laut tawar atau manis baunya :
-Akan selamat dari bahaya dan mendapat uang.

54.Menyelam berendam dalam air dingin :
-Akan mendapatkan kenikmatan di dunia dan akhirat.

55.Melihat banyak orang :
-Akan terjadi di dalam negeri mahal makanan dan banyak penyakit.

56.Melihat orang banyak di depan kita :
-Akan mendapatkan rezeki,jika sedang sakit akan lekas sembuh.

57.Melihat kepala atau mata manusia :
-Akan mendapat emas.

58.Melihat Rasulullah SAW ( Nabi Muhamad ) :
-Akan masuk agama islam dan masuk surga.

59.Melihat sahabat nabi ( 4 ),Abu Bakar, Umar, Usman, Ali :
-Akan menjadi menteri atau pejabat tinggi, atau menjadi orang pandai.Atau akan ada ratu adil,banyak orang insaf (taat beribadah kepada Allah ).

60.Melihat atau mendengar atau membunyikan rebab :
-Akan mendapatkan kesenangan. 

61.Melihat wot shirathal mustaqim :
-Segala sesuatu yang di kerjakan akan berhasil baik usahanya,untung dan selamat.

62.Melihat ulama,kyai,ustadz,atau hakim adil meninggal :
-Agama islam di negeri itu,umat manusianya berkurang (akhlaknya ) :

63.Melihat anak – anak ( banyak ataupun sedikit ) :
-Akan mempunyai istri.

64.Melihat anak – anak lebih banyak daripada orang tua,atau orang tua lebih banyak dari    anak – anak. :
-Akan mendapat kesenangan.

65.Melihat hujan emas :
-Dikasihi orang.

66.Melihat rumahnya di teduhi oleh awan :
-Terlaksana tujuanya.

67.Melihat mega/awan merah atau hitam :
-Akan mendapat kesusahan.

68.Melihat hujan embun :
-Musuh akan membunuh ( hati – hati ).

69.Melihat hujan buah – buahan :
-Akan menjadi pembesar.( lurahnya durjana )

70.Melihat hujan lama :
-Akan sakit keras

71.Melihat hujan lebat :
-Akan memberi sesuatu.

72.Melihat hujan angina :
-Akan susah luar biasa.

73.Melihat hujan lama,kemudian berhenti :
-Akan susah luar biasa.

74.Melihat prahara :
-Akan rusak kampong/desanya.

75.Melihat angina besar :
-Akan ada peperangan.

76.Melihat langit pecah :
-Akan terkena musibah orang tua meninggal.

77.Melihat ada negeri gelap :
-Akan ada Raja/Kepala Negara/Presiden padam.

78Melihat orang laki – laki lebih banyak daripada wanita :
-Akan ada Negara mendapat keanugrahan.

79Melihat pelita atau sesuatu yang menyala :
-Akan mendapatkan pekerjaan dimana orang lain tak mampu melakukannya.

80.Melihat bintang jatuh arahnya persis ke rumah kita :
-Akan mendapatkan anak atau cucu yang shaleh atau akan mendapatkan kekayaan.

81.Melihat Ka’bah atau melakukan thawaf di masjid haram :
-Akan mendapatkan pahala dan kenikmatan sem[urna.

82.Mimpi bersedekah :
-Akan ada kematian :

83.Melakukan/mengeluarkan zakat harta :
-Akan memperoleh kesenangan.

84.Menjadi raja :
-Akan membuat susah orang lain ( hati – hatilah,hindarkanlah )

85.Melakukan puasa :
-Akan di tunjuk menjadi ketua,dan memperoleh uang.

86.Memakai sarung :
-Akan mendapatkan kemurahan atau mempunyai istri.

87.Memakai sarung putih :
-Alamat baik

88.Memakai sarung merah atau hitam :
-Alamat buruk/jelek.

89.Melakukan ibadah haji :
-Taubatnya akan di terima oleh Allah ( segeralah bertaubat ).

90.Mandi di air hujan :
-Akan mendapatkan uang banyak.

91.Mandi di sungai :
-Akan mendapatkan rahmat dari Allah.

92Melihat mata bercahaya :
-Akan mendapatkan kebaikan sempurna.

93.Matanya terasa buta atau telinga terasa tuli :
-Merahasiakan yang di idam – idamkan.

94.Matanya terasa hilang (kehilangan mata ) :
-Umurnya pendek.

95.Hanyut di air sungai atau air laut :
-Gagal usahanya,atau pekerjaannya tidak jadi.

96.Melihat dapurnya terang :
-Akan jadi tersohor.

97.Melihat rumahnya roboh :
-Akan mendapat kesusahan :

98.Melihat rumahnya di atas di masuki :
-Akan mendapatkan sanak orang agung, atau orang yang tahan menderita dan mendapatkan rezeki.

99.Melihat rumahnya di tinggal pergi :
-Akan di benci orang.

100.Melihat rumahnya tinggi :
-Akan mendapat rezeki,atau saudaranya di persunting ( mendapat jodoh orang besar ).